PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran beridferensiasi
adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan
belajar pesrrta didik Yaitu praktik menyesuaikan kurikulum,
strategi mengajar, strategi penilaian, dan lingkungan kelas dengan kebutuhan
semua siswa.
Kelas yang berdiferensiasi memberikan jalur yang berbeda bagi
siswa untuk mendapatkan isi, untuk memproses informasi dan ide-ide, serta untuk
mengembangkan produk/hasil belajar yang menunjukkan sejauh mana pemahaman yang
diperoleh siswa. Karena secara alamiah setiap individu adalah khas (unik).
Setiap individu memiliki kekhasan sendiri. Oleh karena itu, sudah seyogyanya
pendidik memfasilitasi perbedaan-perbedaan individu (peserta didik) tersebut
dalam pembelajaran.
Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differetiate Instruction in Mixed Ability Classroom manyampaikan bahawa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid berdasarkan 3 aspek.
Ketiga aspek tersebut adalah kesiapan belajar murid, minat murid dan profil murid. strategi diferensiasi yang dapat kita lakukan berdasarkan 3 aspek kebutuhan siswa tersebut adalah konten, proses, produk dan dalam pembelajaran berdiferensiasi lingkungan sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran dan salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui kebutuhan belajara siswa adalah dengan melakukan pemetaan kebutuhan belajar siswa.
Berikut adalah contoh table pemetaan kebutuhan belajar siswa
Pemetaan
Kebutuhan Belajar Siswa
Nama : Mariono
Email : abualfayyadh23@gmail.com
Nomor Peserta : 201500981063
Sekolah : SDN 057234 Tepian
Merawan
Mata Pelajaran : PJOK
Kelas : 1
Tabel 1.
Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat
Minat |
Olahraga |
Kesenian
(Prakarya) |
Agama |
Nama Murid |
Al khalifi zikri hadi Alvin afif Chairul fahri Fahmi ahmad fatullah Hafiz al ziqra Muhammad abdur rizik Muhammad bagus al hakim Muhammad dio Muhammad rizla alfatan Muhammad syuhada Rafly aidil hafiz Rendi Said maulana Hafiz al ziqra Widya maharani Nur safieya azzahra |
Shakila khairina April lia juwanita Citra arviatun Dinda aprilla Maulia sari Rizka shafitra Shakila khairina Vanzi sandiwa |
Hafiza Hanin syakira Haylal afnugeraha M.fairel ahdzano Rizkia mikayla |
Produk |
Membuat tulisan
prosedur tentang bagaimana cara mlakukan gerakan
keseimbangan bertumpu dengan satu kaki dan satu tangan. |
Membuat tulisan
prosedur tentang bagaimana cara menggerakkan anggota
tubuh melalui tari |
Membuat tulisan
prosedur tentang bagaimana cara bersuci (mandi dan
istinja) yang baik dan benar. |
Guru mendiferensiasi pembelajaran dengan mempertimbangkan perbedaan
minat murid. |
Tabel 2.
Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar
Kesiapan Belajar |
Siswa
telah memahami konsep dalam melakukan gerakan keseimbangan bertumpu dengan satu kaki dan satu tangan dengan
baik. Siswa mampu meperaktikkan gerakkan keseimbangan bertumpu dengan satu
kaki dan satu tangan dengan baik |
Siswa telah
memahami konsep dalam melakukan gerakan keseimbangan bertumpu dengan satu kaki dan satu tangan. Namun
siswa kurang mampu dalam meperaktikkan gerakkan keseimbangan bertumpu dengan
satu kaki dan satu tangan dengan baik |
Siswa
belum mampu memahami konsep dalam melakukan gerakan keseimbangan bertumpu dengan satu kaki dan satu tangan dengan
baik |
Nama Murid |
Al khalifi zikri hadi Alvin afif Rizkia mikayla Chairul fahri Fahmi ahmad fatullah Hafiza Hanin syakira Haylal afnugeraha Hafiz al ziqra April lia juwanita Citra arviatun Muhammad abdur rizik Muhammad bagus al hakim Muhammad dio Rafly aidil hafiz Rendi Said maulana Hafiz al ziqra |
Widya maharani Nur safieya azzahra Shakila khairina Dinda aprilla Maulia sari Rizka shafitra Shakila khairina Vanzi sandiwa |
M.fairel ahdzano M. rizla alfatan Muhammad syuhada |
Proses |
Guru
membimbing siswa untyk menuliskan rangkain proses gerakan keseimbangan
bertumpu dengan satu kaki dan satu tangan secara mandiri setelah mengamati
video pembelajaran |
Guru
membimbing siswa untuk melakukan gerakan keseimbangan melalui permaianan
tradisonal engklek dan jika siswa mengalami kesulitan maka dengan bimbingan
guru siswa diperbolehkan untuk bertanya atau belajar langsung dengan temannya
yang sudah mahir melakukan gerakan keseimbangan dengan baik. |
Guru
memberikan bimbingan langsung dengan
bertahap atau perlahan yaitu setahap demi setahap agar siswa lebih mudah
untuk memahami tentang konsep gerakan keseimbangan |
Guru mendiferensiasi pembelajaran dengan mempertimbangkan kesiapan
belajar murid |
Tabel 3.
Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Profil Belajar Murid
Profil
Belajar Murid |
Visual |
Auditori |
Kinestetik |
Nama Murid |
Widya maharani April lia juwanita Citra arviatun Muhammad dio Rafly aidil hafiz |
Nur safieya azzahra Shakila khairina M. rizla alfatan Muhammad syuhada Dinda aprilla Maulia sari Rizka shafitra Shakila khairina Vanzi sandiwa |
Al khalifi zikri hadi Alvin afif M.fairel ahdzano Rizkia mikayla Chairul fahri Fahmi ahmad fatullah Hafiza Hanin syakira Haylal afnugeraha Hafiz al ziqra Muhammad abdur rizik Muhammad bagus al hakim Rendi Said maulana Hafiz al ziqra |
Produk |
Murid diperbolehkan
memilih cara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang konsep gerakan
keseimbangan bertumpu pada satu kaki dan tangan dengan baik dan benar (
tulisan, gambar, tarian, berbicara, performance,). |
||
Proses |
Guru
menggunakan media Saat
menjelaskan seprti gambar/poster atau alat bantu visual lainnya |
Guru juga menyediakan
kesempatan bagi murid untuk mengakses sumber belajar yang dapat didengarkan murid secara lisan dan member
kesempatan kepada siswa untuk bertanya secara langsung kepada teman atau
orang tua untuk mendapatkan informasi terkait materi yang dipelajari. |
Guru membuat beberapa
sudut belajar atau memanfaatkan pojok baca serta perpustakaan mini sekolah
untuk memberikan kesempatan kepada siswa bergerak untuk mengakses informasi. |
Guru mendiferensiasi pembelajaran dengan mempertimbangkan perbedaan
gaya belajar. |
- merencanakan kelas berdirensiasi. Dalam merencanakan kelas berdiferensiasi, ada tiga aspek yang sangat penting, yakni: (a) mengklarifikasi materi, (b) mendiagnosa kesiapan siswa, dan (c) mendesain pengalaman belajar yang bervariasi
- Mengatur kelas berdiferensiasi. Beberapa ahli merekomendasikan para guru agar mengembangkan ‘template’ untuk mengatur tugas siswa.
- Penilaian dalam kelas berdiferensiasi. Penilaian dalam kelas berdiferensiasi bersifat tanpa henti dan merupakan bagian yang terpadu dengan pembelajaran. Langkah awal penilaian adalah mengumpulkan informasi diagnostik untuk mengembangkan profil belajar siswa dan untuk mengetahui apa saja yang diketahui oleh siswa serta apa saja yang dapat dilakukan oleh siswa terhadap materi tertentu.
- Peran guru dan siswa. Guru menjadi fasilitator dan pelatih, sedangkan siswa menjadi peserta yang aktif dalam proses belajar mereka sendiri. Siswa membuat pilihan berdasarkan minat dan pilihan belajar mereka, belajar sendiri, saling menjadi tutor sebaya, dan bekerja dalam kelompok kecil.
- Lingkungan belajar. Lingkungan kelas berdiferensiasi memiliki banyak sekali jenis aktivitas belajar dan ragam situasi pengelompokan.
Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal
Guru hendaknya menerapkan strategi yang baik dan tepat dalam
mengelola kelas berdiferensiasi. Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk
mendukung pembelajaran berdiferensiasi, yaitu
·
menegmbangkan
profil siswa,
·
memeberikan
materi dengan format bervariasi dan tingkat kesulitan berbeda,
·
melihat
proses kognitif yang merbeda,
·
memberikan
pilihan dalam kegiatan belajar dan penialaian,
·
pembentukan
kelompok kecil dan melakukan pengelompokkan yang fleksibel,
·
menggunakan
kontrak belajar,
·
melakukan
pemadatan kurikulum,
·
mennggunakan
tutor sebaya, mentor, dan ahli,
·
melihat
kecerdasan jamak,
·
mempertimbangkan
gaya belajar dan pilihan siswa,
·
melakukan
eksplorasi
·
mengatur
kelas berpusat pada minat belajar,
·
menggunakan
strategi pembelajaran berkelompok dan pembelajaran berbasis masalah, dan
·
merancang
tugas-tugas berjenjang.
Selain itu guru haruslah melakukan refleksi secara berkala
(belajar tanpa refleksi itu sia-sia, refleksi tanpa belajar itu berbahaya)
serta yang paling uatama adalah diperlukannya perubahan paradigma pada diri guru dalam
memandang siswa, dari anggapan bahwa siswa itu seragam menuju anggapan bahwa
siswa itu beragam.
Kaitan antara materi "Memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran beridifernsiasi dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak"
Iwan
Syahril (Direktur Jendral dan Tenaga Kependidikan /Dirgen GTK) mengatakan
program guru penggerak dituntut untuk berfokus pada pedagogik, serta berpusat
pada murid dan pengembangan holistik.
KH
Dewantara menerapkan konsep pendidikan dengan berhamba pada anak atau berpusat
pada anakSesuai dengan yang dipesankan oleh Bapak Pendidikan kita. Tumbuh
kembang secara holistik yaitu jalan secara cipta, rasa, dan karsa. Tajam
fikirannya, halus rasanyan lalu kuat dan sehat jasmaninya
Guru
penggerak harus memilki suci hati mendekati anak, tidak untuk meminta suatu hak
namun untuk berhamba pada sang anak artinya seorang guru penggerak harus
totalitas dalam melayani murid Guru penggerak hadir sebagai agen perubahan
ekosistem pendidikan.
Guru
penggerak hadir untuk menjadi teman belajar yang penuh inspirasi dan menguatkan
semangat bagi guru lain. Guru penggerak harus mampu memahami konsep pemikiran /
philosofi KH Dewantara yaitu teladan, motivasi, dan berdaya atau merdeka Guru penggerak harus memahami dan menerapkan
nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang guru penggerak (Mandiri,
Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, Berpusat pada anak ) dengan memahami
nilai-nilai tersebut maka seorang guru penggerak akan termotivasi untuk
TERGERAK, BERGERAK DAN MENGGERAKKAN. Dengan nilai-nilai tersebut maka akan
terwujud pelajar pancasila dan merdeka
belajar karena tugas kita sebagai seorang guru adalah memanusiakan manusia
Pembelajaran
diferensiasi memilki relevansi yang sangat kuat terhadap pemikiran Bpk KHD
Dewantara dan tujuan dari program guru penggerak dari Kemendikbud, yaitu
mewujudkan merdeka belajar bagi peserta didik dengan mengutamakan kebutuhan
belajar peserta didik, karena peserta didik memilki potensi yang berbeda-beda
untuk itu kita sebagai guru harus memberikan pelayanan pembelajaran yang
berbeda pula. Melalui pembelajaran diferensiasi kita dapat menerapkan konsep
pendidikan dari bpk KH Dewantara dengan baik dan mewujudkan tujuan pendidikan guru
penggerak dari kemendikbud sebagai wujud pengaplikasian terhadap nilai dan
peran dari guru penggerak itu sendiri.
Terimakasih
Semoga bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar