Senin, 08 Februari 2021

Tugas 2.1.a.9 Koneksi Antar Materi Modul 2.1

 PEMBELAJARAN BERDIFERENSIASI


Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran beridferensiasi adalah usaha menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar pesrrta didik Yaitu  praktik menyesuaikan kurikulum, strategi mengajar, strategi penilaian, dan lingkungan kelas dengan kebutuhan semua siswa.

Kelas yang berdiferensiasi memberikan jalur yang berbeda bagi siswa untuk mendapatkan isi, untuk memproses informasi dan ide-ide, serta untuk mengembangkan produk/hasil belajar yang menunjukkan sejauh mana pemahaman yang diperoleh siswa. Karena secara alamiah setiap individu adalah khas (unik). Setiap individu memiliki kekhasan sendiri. Oleh karena itu, sudah seyogyanya pendidik memfasilitasi perbedaan-perbedaan individu (peserta didik) tersebut dalam pembelajaran.

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differetiate Instruction in Mixed Ability Classroom manyampaikan bahawa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid berdasarkan 3 aspek.

Ketiga aspek tersebut adalah kesiapan belajar murid, minat murid dan profil murid. strategi diferensiasi yang dapat kita lakukan berdasarkan 3 aspek kebutuhan siswa tersebut adalah konten, proses, produk dan dalam pembelajaran berdiferensiasi lingkungan sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran dan salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk mengetahui kebutuhan belajara siswa adalah dengan melakukan pemetaan kebutuhan belajar siswa. 

Berikut adalah contoh table pemetaan kebutuhan belajar siswa

Pemetaan Kebutuhan Belajar Siswa

Nama                          : Mariono

Email                           : abualfayyadh23@gmail.com

Nomor Peserta          : 201500981063

Sekolah                       : SDN 057234 Tepian Merawan

Mata Pelajaran          : PJOK

Kelas                           : 1

 

Tabel 1. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Minat

 

Minat

Olahraga

Kesenian (Prakarya)

Agama

Nama Murid

Al khalifi zikri hadi

Alvin afif

Chairul fahri

Fahmi ahmad fatullah

Hafiz al ziqra

Muhammad abdur rizik

Muhammad bagus al hakim

Muhammad dio

Muhammad rizla alfatan

Muhammad syuhada

Rafly aidil hafiz

Rendi

Said maulana

Hafiz al ziqra

Widya maharani

Nur safieya azzahra

Shakila khairina

April lia juwanita

Citra arviatun

Dinda aprilla

Maulia sari

Rizka shafitra

Shakila khairina

Vanzi sandiwa

 

Hafiza

Hanin syakira

Haylal afnugeraha

M.fairel ahdzano

Rizkia mikayla

Produk

Membuat tulisan prosedur tentang bagaimana cara mlakukan gerakan keseimbangan bertumpu dengan satu kaki dan satu tangan.

Membuat tulisan prosedur tentang bagaimana cara menggerakkan anggota tubuh melalui tari

Membuat tulisan prosedur tentang bagaimana cara bersuci (mandi dan istinja) yang baik dan benar.

Guru mendiferensiasi pembelajaran dengan mempertimbangkan perbedaan minat murid.

 

 

Tabel 2. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Kesiapan Belajar

 

Kesiapan Belajar

Siswa telah memahami konsep dalam melakukan

gerakan keseimbangan bertumpu dengan satu kaki dan satu tangan dengan baik. Siswa mampu meperaktikkan gerakkan keseimbangan bertumpu dengan satu kaki dan satu tangan dengan baik

Siswa telah memahami konsep dalam melakukan

gerakan keseimbangan bertumpu dengan satu kaki dan satu tangan. Namun siswa kurang mampu dalam meperaktikkan gerakkan keseimbangan bertumpu dengan satu kaki dan satu tangan dengan baik

Siswa belum mampu memahami konsep dalam melakukan

gerakan keseimbangan bertumpu dengan satu kaki dan satu tangan dengan baik

Nama Murid

Al khalifi zikri hadi

Alvin afif

Rizkia mikayla

Chairul fahri

Fahmi ahmad fatullah

Hafiza

Hanin syakira

Haylal afnugeraha

Hafiz al ziqra

April lia juwanita

Citra arviatun

Muhammad abdur rizik

Muhammad bagus al hakim

Muhammad dio

Rafly aidil hafiz

Rendi

Said maulana

Hafiz al ziqra

 

Widya maharani

Nur safieya azzahra

Shakila khairina

Dinda aprilla

Maulia sari

Rizka shafitra

Shakila khairina

Vanzi sandiwa

 

M.fairel ahdzano

M. rizla alfatan

Muhammad syuhada

 

Proses

Guru membimbing siswa untyk menuliskan rangkain proses gerakan keseimbangan bertumpu dengan satu kaki dan satu tangan secara mandiri setelah mengamati video pembelajaran

Guru membimbing siswa untuk melakukan gerakan keseimbangan melalui permaianan tradisonal engklek dan jika siswa mengalami kesulitan maka dengan bimbingan guru siswa diperbolehkan untuk bertanya atau belajar langsung dengan temannya yang sudah mahir melakukan gerakan keseimbangan dengan baik.

Guru memberikan bimbingan  langsung dengan bertahap atau perlahan yaitu setahap demi setahap agar siswa lebih mudah untuk memahami tentang konsep gerakan keseimbangan

Guru mendiferensiasi pembelajaran dengan mempertimbangkan kesiapan belajar murid

 

Tabel 3. Pemetaan Kebutuhan Belajar Berdasarkan Profil Belajar Murid

 

Profil Belajar Murid

Visual

Auditori

Kinestetik

Nama Murid

Widya maharani

April lia juwanita

Citra arviatun

Muhammad dio

Rafly aidil hafiz

 

Nur safieya azzahra

Shakila khairina

M. rizla alfatan

Muhammad syuhada

Dinda aprilla

Maulia sari

Rizka shafitra

Shakila khairina

Vanzi sandiwa

 

Al khalifi zikri hadi

Alvin afif

M.fairel ahdzano

Rizkia mikayla

Chairul fahri

Fahmi ahmad fatullah

Hafiza

Hanin syakira

Haylal afnugeraha

Hafiz al ziqra

Muhammad abdur rizik

Muhammad bagus al hakim

Rendi

Said maulana

Hafiz al ziqra

 

Produk

Murid diperbolehkan memilih cara mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang konsep gerakan keseimbangan bertumpu pada satu kaki dan tangan dengan baik dan benar ( tulisan, gambar, tarian, berbicara, performance,).

Proses

Guru menggunakan media Saat menjelaskan seprti gambar/poster atau alat bantu visual lainnya

Guru juga menyediakan kesempatan bagi murid untuk mengakses sumber belajar yang dapat  didengarkan murid secara lisan dan member kesempatan kepada siswa untuk bertanya secara langsung kepada teman atau orang tua untuk mendapatkan informasi terkait materi yang dipelajari.

Guru membuat beberapa sudut belajar atau memanfaatkan pojok baca serta perpustakaan mini sekolah untuk memberikan kesempatan kepada siswa bergerak untuk mengakses informasi.

Guru mendiferensiasi pembelajaran dengan mempertimbangkan perbedaan gaya belajar.

Untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang efektif di kelas diferensiasi, beberapa hal perlu diperhatikan yaitu : 

  • merencanakan kelas berdirensiasi. Dalam merencanakan kelas berdiferensiasi, ada tiga aspek yang sangat penting, yakni: (a) mengklarifikasi materi, (b) mendiagnosa kesiapan siswa, dan (c) mendesain pengalaman belajar yang bervariasi
  • Mengatur kelas berdiferensiasi. Beberapa ahli merekomendasikan para guru agar mengembangkan ‘template’ untuk mengatur tugas siswa.
  • Penilaian dalam kelas berdiferensiasi. Penilaian dalam kelas berdiferensiasi bersifat tanpa henti dan merupakan bagian yang terpadu dengan pembelajaran. Langkah awal penilaian adalah mengumpulkan informasi diagnostik untuk mengembangkan profil belajar siswa dan untuk mengetahui apa saja yang diketahui oleh siswa serta apa saja yang dapat dilakukan oleh siswa terhadap materi tertentu.
  • Peran guru dan siswa. Guru menjadi fasilitator dan pelatih, sedangkan siswa menjadi peserta yang aktif dalam proses belajar mereka sendiri. Siswa membuat pilihan berdasarkan minat dan pilihan belajar mereka, belajar sendiri, saling menjadi tutor sebaya, dan bekerja dalam kelompok kecil.
  • Lingkungan belajar. Lingkungan kelas berdiferensiasi memiliki banyak sekali jenis aktivitas belajar dan ragam situasi pengelompokan.

Agar pembelajaran berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal

Guru hendaknya menerapkan strategi yang baik dan tepat dalam mengelola kelas berdiferensiasi. Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran berdiferensiasi, yaitu

·         menegmbangkan profil siswa,

·         memeberikan materi dengan format bervariasi dan tingkat kesulitan berbeda,

·         melihat proses kognitif yang merbeda,

·         memberikan pilihan dalam kegiatan belajar dan penialaian,

·         pembentukan kelompok kecil dan melakukan pengelompokkan yang fleksibel,

·         menggunakan kontrak belajar,

·         melakukan pemadatan kurikulum,

·         mennggunakan tutor sebaya, mentor, dan ahli,

·         melihat kecerdasan jamak,  

·         mempertimbangkan gaya belajar dan pilihan siswa,

·         melakukan eksplorasi  

·         mengatur kelas berpusat pada minat belajar,

·         menggunakan strategi pembelajaran berkelompok dan pembelajaran berbasis masalah, dan

·         merancang tugas-tugas berjenjang.

Selain itu guru haruslah melakukan refleksi secara berkala (belajar tanpa refleksi itu sia-sia, refleksi tanpa belajar itu berbahaya) serta yang paling uatama adalah diperlukannya  perubahan paradigma pada diri guru dalam memandang siswa, dari anggapan bahwa siswa itu seragam menuju anggapan bahwa siswa itu beragam.

Kaitan antara materi "Memenuhi kebutuhan belajar murid melalui pembelajaran beridifernsiasi dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak"




 Melalui program Guru Penggerak, Kemendikbud berkomitmen memajukan ekosistem pendidikan di Indonesia yang lebih baik dengan melahirkan agen-agen perubahan yang berpusat kepada murid.

Iwan Syahril (Direktur Jendral dan Tenaga Kependidikan /Dirgen GTK) mengatakan program guru penggerak dituntut untuk berfokus pada pedagogik, serta berpusat pada murid dan pengembangan holistik.

KH Dewantara menerapkan konsep pendidikan dengan berhamba pada anak atau berpusat pada anakSesuai dengan yang dipesankan oleh Bapak Pendidikan kita. Tumbuh kembang secara holistik yaitu jalan secara cipta, rasa, dan karsa. Tajam fikirannya, halus rasanyan lalu kuat dan sehat jasmaninya

Guru penggerak harus memilki suci hati mendekati anak, tidak untuk meminta suatu hak namun untuk berhamba pada sang anak artinya seorang guru penggerak harus totalitas dalam melayani murid Guru penggerak hadir sebagai agen perubahan ekosistem pendidikan.

Guru penggerak hadir untuk menjadi teman belajar yang penuh inspirasi dan menguatkan semangat bagi guru lain. Guru penggerak harus mampu memahami konsep pemikiran / philosofi KH Dewantara yaitu teladan, motivasi, dan berdaya atau merdeka  Guru penggerak harus memahami dan menerapkan nilai-nilai yang harus dimiliki oleh seorang guru penggerak (Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, Berpusat pada anak ) dengan memahami nilai-nilai tersebut maka seorang guru penggerak akan termotivasi untuk TERGERAK, BERGERAK DAN MENGGERAKKAN. Dengan nilai-nilai tersebut maka akan terwujud  pelajar pancasila dan merdeka belajar karena tugas kita sebagai seorang guru adalah memanusiakan manusia

Pembelajaran diferensiasi memilki relevansi yang sangat kuat terhadap pemikiran Bpk KHD Dewantara dan tujuan dari program guru penggerak dari Kemendikbud, yaitu mewujudkan merdeka belajar bagi peserta didik dengan mengutamakan kebutuhan belajar peserta didik, karena peserta didik memilki potensi yang berbeda-beda untuk itu kita sebagai guru harus memberikan pelayanan pembelajaran yang berbeda pula. Melalui pembelajaran diferensiasi kita dapat menerapkan konsep pendidikan dari bpk KH Dewantara dengan baik  dan mewujudkan tujuan pendidikan guru penggerak dari kemendikbud sebagai wujud pengaplikasian terhadap nilai dan peran dari guru penggerak itu sendiri.

Terimakasih

Semoga bermanfaat

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Modul 1. Refleksi Perkembangan Kompetensi Awal Peserta PKG PJOK

    Refleksi Perkembangan Kompetensi Awal Peserta PKG PJOK Oleh: Abi Wihan   Pertanyaan Reflektif Menurut pengalaman Ibu/Bapak sejau...