Jumat, 20 November 2020

Tugas 1.1.a.10 (Aksi Nyata-Bermain Adalah Kodrat Anak)


 Aksi Nyata - Penerapan Pemikiran Ki Hadjar Dewantara di Kelas dan Sekolah

PGP-Angkatan-1-Kabupaten Langkat-Mariono,S.Pd.I-1.1-Bermain Adalah Kodrat Anak

A.       Latar Belakang tentang situasi yang dihadapi oleh calon Guru Penggerak

Ki Hajar Dewantara dengan metode among siswa, menggunakan latihan dan permainan dalam pembelajaran panca indera untuk anak-anak. Dalam praktiknya, Ki Hajar Dewantara memasukan unsur-unsur kebudayaan dalam permainan anak-anak. Ia percaya bahwa permainan tradisional memiliki manfaat untuk melatih tabiat tertib dan teratur.

Menurut NAEYC (National Association for The Education of Young Children,1997),   bermain   merupakan   alat   utama   belajar   anak.   Demikian   juga pemerintah  Indonesia  telah  mencanangkan  prinsip,  Bermain  sambil  belajar  atau belajar seraya bermain.Bermain yang sesuai dengan tujuan di atas adalah bermain yang memiliki ciri-ciri seperti : menimbulkan kesenangan, spontanitas, motivasi dari anak sendiri, dan aturan ditentukan oleh anak sendiri.

Bermain merupakan kegiatan yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, emosi, intelektual, dan spiritual anak sekolah dasar. Dengan bermain anak dapat mengenal lingkungan,  berinteraksi,  serta mengembangkan emosi dan imajinasi dengan baik. Pada dasarnya anak-anak gemar bermain, bergerak, bernyanyi dan  menari, baik dilakukan sendiri maupun berkelompok. Bermain adalah kegiatan untuk bersenang-senang yang terjadi secara alamiah. Anak tidak merasa terpaksa untuk bermain, tetapi mereka akan memperoleh kesenangan, kanikmatan, informasi, pengetahuan, imajinasi, dan motivasi bersosialisasi Bermain memiliki fungsi yang sangat luas, seperti untuk anak, untuk guru, orang tua dan fungsi lainnya.bagi anak. Dengan bermain dapat mengembangkan fisik, motorik, sosial, emosi, kognitif, daya cipta (kreativitas), bahasa, perilaku, ketajaman pengindraan, melepaskan ketegangan, dan terapi bagi fisik, mental ataupun gangguan perkembangan lainnya. Fungsi bermain bagi guru dan orangtua adalah agar guru dan orangtua dapat memahami karakter anak, jalan pikiran anak, dapat intervensi, kolaborasi dan berkomunikasi dengan ank. Fungsi lainnya adalah rekreasi, penyaluran energi, persiapan untuk hidup dan mekanisme integrasi (penyatuan) dengan alam sekitar.

Permasalahannya hingga saat ini, di sekolah-sekolah terutama di  sekolah  dasar termasuk di SDN 057234 Tepian Merawan yaitu tempat dimana saya mengajar, kegiatan bermain masih dianggap kurang penting, sehingga belum ada program yang terencana dan terstruktur. Pembelajaran terpadu (tematik) yang menggabungkan beberapa bidang studi di kelas rendah belum memasukkan unsur-unsur permainan, paling-paling kegiatan bermain disisipkan dalam pelajaran olah raga yang saya ajarkan. Pendidikan jasmani (Penjas) merupakan bagian integral dari system pendidikan secara keseluruhan dan sangat strategis digunakan untuk mendorong perkembangan kemampuan motorik, kemampuan fisik, penalaran dan penghayatan nilai (mental, emosional, spiritual, dan social) serta pembiasaan hidup sehat. Penjas sebagai bidang studi berorientasi pada kebutuhan gerak  siwa  juga  dapat diintegrasikan dengan bidang studi lain seperti matematika, IPA, bahasa, IPS dan agama. Walau demikian pada kenyataannya kondisi pembelajaran Penjas di sekolah- sekolah sampai saat ini belum efektif meskipun telah dilakukan berbagai upaya pembenahan pada kurikulum dan melalui jalur pendidikan dan pelatihan guru. Di samping hal-hal di atas saya sebagai guru Penjas juga sulit memperoleh  buku rujukan yang refresentatif dan akomodatif juga kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kontribusi pendidikan jasmani sebagai salah satu alat dalam mewujudkan terbentuknya manusia seutuhnya (sehat fisik, emosi, kecerdasan serta sosial).

Demikian pula halnya dengan kegiatan bermain dan permainan di sekolah utamanya di sekolah tempat saya mengajar, pemahaman orang tua dan masyarakat masih kurang. Bermain dianggapnya main-main, membuang waktu dan memerlukan biaya, padahal banyak alat permainan yang dapat dipergunakan anak adalah alat permainan dari lingkungan anak itu sendiri, dari alam ,  orang tua atau perusahaan yang dirancang untuk pendidikan anak. Alat permainan  yang terakhir itu disebut alat permainan edukatif. Tempat bermain pun sangat fleksibel,tempat bermain anak di sekolah dapat dilakukan di kelas dan di luar kelas, yang penting lingkungannya aman dan kondusif, pembelajarannya terencana dan terstruktur dan tersedianya alat-alat permainan yang memadai.

Dimasa pandemi ini siswa SDN 057234 Tepian Merawan hanya diberikan tugas-tugas oleh gurunya berupa catatan dan soal-soal yang terkadang membuat anak merasa terbebani bahkan orang tua juga tidak ada waktu dan tidak faham terhadap tugas yang diberikan oleh gurunya sehingga tidak bisa membantu anaknya dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh gurunya, terkadang membuat orang tua marah terhadap anaknya yang diharuskan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Tugas yang  diberikan oleh guru belum terselesaikan terkadang tugas berikutnya sudah ada lagi, hal ini membuat peserta didik merasa jenuh dan bosan sehingga tidak ada kesempatan siswa untuk melakukan hal-hal yang senangi yaitu bermain ditambah lagi dengan kurangnya mereka berinteraksi sesama teman karena masa pandemi, oleh karena itu saya akan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengeksplor kemampuan belajar mereka dengan bermain, bermain dengan permainan yang mereka senangi tanpa ada paksaan dari pihak lain. Untuk itu saya akan membuat kelompok bermain sesuai dengan potensi yang dimilki oleh peserta didik.

B.       Deskripsi Aksi Nyata yang dilakukan, berikut alasan mengapa melakukan aksi tersebut 

Dalam aksi nyata (bermain adalah kodrat anak ) yang saya lakukan adalah membuat kelompok bermain peserta didik dengan permainan yang mereka senangi dan kelompok bermain tersebut saya bagi kedalam 4 wilayah dengan masing-masing jumlah kelompok yang berbeda seusia dengan jumlah siswa yang ada di wilayah tersebut. Mengingat masih di masa pandemi covid 19, maka kelompok bermain saya bagi berdasarkan dengan jarak terdekat dari rumah siswa bukan berdasarkan kelas.

Data Kelompok Bermain

No

Lokasi

Kelompok

Waktu

1

Dusun Tepian Merawan

2 Kelompok

28 Oktober 2020

10 November 2020

2

Dusun Tepian Gayor

2 Kelompok

31 Oktober 2020

12 November 2020

3

Dussun Tualang

2 Kelompok

03 November 2020

17 November 2020

4

Dusun Gunung Nipis

2 Kelompok

05 November 2020

19 November 2020

 

Rancangan Jenis Permainan

Jenis Permaianan

…………………………………………………

1.      Nama Permainan                       :……………………

2.      Nama-nama Siswa                    : ……………………

3.      Alat/Bahan dalam permaianan :……………………

4.      Tempat                                      :……………………..

5.      Nilai positif dalam permainan :……………………..

 

Alasan saya melakukan tindakan aksi nyata ini ( bermain Adalah kodrat anak ) adalah :

1.      Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk melakukan sesuatu yang mereka senangi yaitu bermain.

2.      Mengurangi kejenuhan peserta didik selama  pembelajaran jarak jauh

3.       Saya ingin mengetahui permainan apa saja yang disenangi oleh peserta didik

4.      Saya ingin mengeksplor potensi lokal yaitu permainan lokal yang dimainkan oleh peserta didik

5.      Saya ingin mengetahui nilai-nilai positif yang siswa rasakan dalam permainan yang mereka lakukan

6.      Saya ingin mengeksplor nilai-nilai positif dalam permainan yang dimainkan peserta didik dan mengkaitkannya dengan materi pelajaran.

7.      Menanamkan rasa cinta kepada peserta didik terhadap permainan tradisional yang mulai ditinggalkan karena pengaruh gadget.

C.       Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan 

Bentuk-bentuk permainan yang sesuai untuk siswa SD kelas rendah (usia dini) yaitu : permainan eksplorasi (penjelajahan), permainan energik, permainan kemahiran (skillfull play), permainan sosial dan puzzle ( Dorothy, 1985).

Setelah melakukan aksi nyata (bermain adalah kodrat anak) yaitu menyaksikan, mendampingi dan mengamati permainan yang dimainkan oleh peserta didik, saya membagi permainan tersebut dalam beberapa jenis permainan yang disukai dan sesuai  oleh peserta didik usia SD.

Jenis-jenis permainan yang dimainkan dan  disenangi oleh peserta didik usia Sekolah Dasar di SDN 057234 Tepian Merawan yaitu :

No

Jenis Permainan

Nama Permainan

1

Permainan Energik

Lompat tali

Yeye (Karet)

Engklek

Lari goni

2

Permainan kemahiran

Main bola

Berenang

Guli/kelereng

2

Permainan Sosial

Masak-masakan

3

Permainan imajinatif

Boneka

Mobil-mobilan

 

Berdasarkan pengamatan terhadap permainan yang dimainkan oleh peserta didik di 4 lokasi dan kelompok bermain yang berbeda ternyata peserta didik lebih banyak melakukan permainan yang energik.

Selama bermain seluruh peserta didik terlihat bahagia dan senang melakukan permainan yang mereka mainkan.

D.       Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan (kegagalan maupun keberhasilan)

Kegiatan bermain mempengaruhi perkembangan enam aspek perkembangan anak yakni aspek kesadaran diri (personal awareness), emosional, social, komunikasi, kognisi, dan keteramiplan motorik.( Catron & Allen, 1990)

Moyles  (1991)  telah  menyimpulkan  beberapa  fungsi utama bermain, di antaranya:

-          Anak-anak dapat memahami apa yang mereka lakukan

-          Bermain melibatkan imajinasi dan kreativitas

-          Bermain memerlukan pengkajian dan penjelajahan.

-          Bermain meningkatkan berbagai bentuk interaksi sosial

-          Bermain membantu perkembangan menyeluruh anak-anak

-          Bermain dapat membantu anak-anak membuat keputusan.

a.    Permainan energik

Permainan ini berhasil mencapai tujuannya, yaitu melatih motorik kasar anak, melatih indera penglihatan, melatih kerjasama, melatih kekuatan fisik secara keseluruhan karena terdapat gerakan fisik seperti berjalan, berlari, melompat, meloncat,  melatih  ketepatan  reaksi dan yang terpenting membuat  anak senang. Permainan ini tidak sulit dilaksanakan, sebab anak-anak sebagian besar sudah akrab dengan  permainan  tradisional    ini di lingkungan  rumahnya  dan pernah  dilakukan dalam pelajaran Olah Raga.

b.    Permainan Kemahiran

Permainan kemahiran yang dimainkan peserta didik dapat mealtih kemahiran organ tubuh peserta didik, melatih siswa untuk berinteraksi, meningkatkan daya ingat siswa, menekankan konsep memperbaiki diri secara kelompok

c.    Permainan Sosial

Melalui permainan social ini mampu mendorong peserta didik belajar berbagai bentuk karakter orang lain, mengembangkan kemampuan berkomunikasi, mendorong anak menjadi ramah dan mudah bergaul, serta membantu anak untuk mengembangkan persahabatan

d.   Permainan Imajinatif

Melalui permainan Imajinatif yang dimainkan oleh peserta didik dapat meningkatkan kemampuan berbicara dan berbahasa, membantu anak dalam memahami orang lain, menumbuh kambangkan kreatifitas, membantu anak memahami dirinya dan menjadi dirinya sendiri.

Selama proses pembelajaran (Bermain adalah kodrat anak) selain keberhasialan yang saya dapatkan namun saya juga menemukan beberap hal yang saya anggap merupakan kegagalan selama proses tersebut dan akan menjadi bahan evaluasi dan perbaikan untuk kedepannya. Kegagalan tersebut adalah

1.      Kelompok bermain saya buat tidak berdasarkan kelas melainkan berdasar jarak rumah terdekat dan membuat beberapa siswa yang kelas rendah merasa kurang percaya diri bermain dengan kakak kelasnya

2.      Bermain yang dimainkan oleh peserta didik dilakukan oleh guru PJOK dan beberapa guru saja

3.      Sebagian orang tua beranggapan bahwa bermain hanya membuang-buang waktu saja

4.      Ada sebagian siswa laki-laki yang tidak mau bermain dengan anak perempuan

5.      Terjadi pertengkaran diantara sesama peserta didik

E.        Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang

Setelah melakukan kegiatan “bermain adalah kodrat anak” dan adanya kegagalan dalam pelaksanaan tersebut maka saya perlu membuat rencana perbaikan agar lebih baik lagi untuk di masa yang akan datang. Rencana perbaikan tersebut adalah sebagai berikut: 

1.   Membuat kelompok bermain berdasarkan kelas

2.  Memasukkan kegiatan bermain dalam kurikulum pembelajaran tidak hanya pada pelajaran PJOK saja

3.  Memberikan pemahaman kepada wali murid bahwa bermain juga bagian dari pembelajaran dan 

    mengandung nilai-nilai pendidiakan

4.      Menanamkan kebersamaan kepada peserta didik

F.  Dokumentasi proses dan hasil pelaksanaan berupa foto-foto atau video-video singkat berikut caption/narasi singkat nya. Anda dapat juga menambahkan ‘testimoni’ dari rekan guru dan murid yang terlibat dalam proses perubahan yang Anda lakukan

 

Membuat rancangan aksi nyata

Berkolaborasi dengan guru dan beerapa wali murid tenang rencana aksi nyata yang dilanjutkan dengan makan bersama




Motivasi, arahan dan masukkan dari pendamping terhadap aksi nyata 

 

kelompok bermain 

5 komentar:

Modul 1. Refleksi Perkembangan Kompetensi Awal Peserta PKG PJOK

    Refleksi Perkembangan Kompetensi Awal Peserta PKG PJOK Oleh: Abi Wihan   Pertanyaan Reflektif Menurut pengalaman Ibu/Bapak sejau...