Kamis, 29 April 2021

Tugas Modul 3.2.a.9 ( Koneksi Antar Materi )

 


Modul 3.2
Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya

Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya merupakan pemanfaatan pada aset-aset sekolah yang dimiliki dan dikelola dengan baik oleh seorang pemimpin pembelajaran sebagai sebuah kekuatan / potensi sekolah sesuai kodrat alam dan zaman. optimalnya adalah suatu lembaga pendidikan atau sekolah memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk mencapai suatu tujuan visi dan misi yang sudah direncanakan  


Sekolah wajib membangun ekosistem yang dapat merangsang kreativitas untuk menunjang keberhasilan tujuan pendidikan. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat tergantung pada cara pandang sekolah melihat ekosistemnya: apakah sebagai kekuatan atau sebagai kekurangan. Sekolah yang memandang semua yang dimiliki adalah suatu kekuatan, tidak akan berfokus pada kekurangan tapi berupaya pada pemanfaatan aset yang dimiliki.

                Sekolah sebagai ekosistem pendidikan merupakan sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling berinteraksi satu sama lain sehingga akan menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis. Dalam ekosistem sekolah faktor-faktor biotik ini akan saling mempengaruhi dan membutuhkan keterlibatan aktif satu sama lainnya. Ibarat siklus dalam rantai makanan, ia akan saling mempengaruhi dan membutuhkan satu sama lainnya sehingga terciptalah keselarasan dan keharmonisan yang diharapkan

Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah diantaranya adalah: Murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, orang tua dan masyarakat di sekitar sekolah. Selain faktor-faktor biotik tersebut, faktor-faktor abiotik juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran yang di antaranya adalah: faktor keuangan, sarana dan prasarana. Maka dengan demikian keberhasilan sebuah proses pembelajaran sangat bergantung pada cara pandang sekolah pada dirinya dalam membangun dan merangsang kreativitas ekosistemnya untuk menunjang keberhasilan tujuan pendidikan yang ingin dicapai sebagaimana yang telah tertuang dalam visi dan misi sekolah tersebut

Sebagaimana Pemikiran Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan sebagai sebuah proses “Menuntun segala kodrat yang ada pada anak -anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi -tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat”. Maka, sebagai Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya sekolah, seharusnya memanfaatkan seluruh kodrat alam dan kodrat zaman yang ada sebagai sebuah kekuatan aset yang dimiliki untuk mendorong sebuah agen perubahan transformasi pendidikan dalam mewujudkan merdeka belajar bagi murid dan guru.

                Dalam pengelolaan sumber daya ada 2 pendekatan yang dapat di gunakan yaitu Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thinking)

                Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking) akan memusatkan perhatian kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak bekerja , Segala sesuatunya akan dilihat dengan cara pandang negatif yang semakin lama akan membuat kita lupa akan potensi kekuatan yang ada disekitar kita untuk dioptimalkan. Pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, bahwa pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, dimana kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, dan yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif yang dimiliki.

                Kretzmann dan McKnight menunjukkan bahwa aset yang dimiliki oleh komunitas adalah kunci dari usaha perbaikan kehidupan pada komunitas perkotaan maupun pedesaan. Menurut Green dan Haines (2002) mengatakan bahwa dalam Asset building and community development, ada 7 aset utama sebagai modal utama, yaitu:

  • Modal Utama
  • Modal Sosial
  • Modal fisik
  • Modal Lingkungan / Alam 
  • Modal Finansial
  • Modal Politk
  • Modal Agama dan Budaya 

                Sebagai seorang pemimpin (guru) pembelajaran seyogyanya dapat memaksimalkan pemanfaatkan ekosistem sekolah ( interaksi biotik dan abiotik ) dalam mewujudkan visi dan misi sekolah tersebut , mengoptimalkan pengelolaan sumber daya ( aset ) dengan Pendekatan Berbasis Kekurangan/Masalah (Deficit-Based Thinking) dan Pendekatan Berbasis Aset/Kekuatan (Asset-Based Thinking) dalam menengembangkan potensi yang dimiliki murid serta mencari alternatif solusi dari permasalahan yang mungkin saja terjadi.

                Dalam pengimplementasiannya langkah yang dilakukan adalah  berdiskusi (kolaborasi) dengan komunitas sekolah terkait sumber daya yang ada , memahami apa saja sumber daya (asset) tersebut , mengoptimalkan pengelolaan sumber daya ( asset) dalam meningkatkan    keaktifan , percaya diri , keceriaan (merdeka) murid sehingga potensi yang dimiliki murid dapat berkembang 

                Pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran yang berkualitas , melalui diskusi (kolaborasi ) dengan komunitas sekolah bukan hanya pemetaan sumber daya saja yang terbentuk namun ide/gagasan baru yang muncul dalam mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan , aktif serta aman. Mengoptimalkan pengelolaan sumber daya (aset ) yang dimiliki dengan mempertimbangkan kebutuhan dan keberagaman yang dimiliki murid.

                Koneksi atau hubungan materi pemimpin dalam pengelolaan sumber daya ini dapat dikaitkan dengan materi di modul sebelumnya yakni :

  • Filosofi pemikiran KHD tentang tujuan pendidikan dan pengajaran yang berada di modul 1.1 
  • Nilai dan peran guru penggerak di modul 1.2  
  • Menentukan Visi Sekolah yang dapat dilaksanakan melalui pendekatan inkuiri apresiatif dalam BAGJA di modul 1.3 
  • Budaya positif yang dapat ditumbuhkan dan dikembangkan di sekolah pada modul 1.4

Pada modul 3.2 Pemimpin Pembelajaran Dalam Pengelolaan Sumber Daya ini, kita bisa menggali nilai-nilai positif  baik untuk menerapkan visi sekolah yang berbasis pada kekuatan/asset, budaya positif yang telah ada di sekolah kemudian dikembangkan menjadi visi sekolah yang menuju kepada murid merdeka yaitu dengan memberdayakan dan memaksimalkan aset yang dimilki sekolah agar lebih berdaya guna.

                 Hubungan sebelum dan sesudah mengikuti pelatihan, dari pebelajaran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya di modul 3.2 ini saya telah menemukan hal baru yang tidak saya ketahui dan pahami sebelumnya dalam upaya mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada di sekitar sekolah secara kreatif agar program pendidikan yang ingin dicapai dapat terlaksana secara maksimal. 

Selama ini saya memiliki pola pikir yang selalu berfokus pada apa yang kurang, apa yang mengganggu dan apa yang tidak bekerja. Segala sesuatunya saya lihat dengan cara pandang negatif yang semakin lama telah membuat saya lupa akan potensi kekuatan yang ada disekitar saya untuk dioptimalkan. Hal ini kiranya telah mengakibatkan saya menjadi ragu dalam melaksanakan setiap program yang akan dijalankan. 

Bahkan program itu cenderung tidak berjalan yang sering terkendala karena menghadapi persoalan keuangan, sarana dan prasarana sebagai akibat dari pandangan negatif serta minimnya upaya untuk membangun potensi yang ada di sekitar  

Namun sekarang saya telah mengetahui dan memahami bagaimana cara mengelola sumber daya sebagai pemimpin pembelajaran secara optimal dengan menggunakan pendekatan berbasis asset serta dapat memberdayakan seluruh asset yang ada di sekitar komunitas dengan strategi yang kreatif berdasarkan pemetaan 7 aset utama menurut Green dan Haines (2002) yang telah saya pelajari di Program Guru Penggerak pada modul 3.2 ini.   


Besok, dimanapun anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas anda
Apapun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya secara serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak

 ( Mas Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A )


To Change Ourselves effectively, we first had to change our perceptions.
Cara efektif untuk merubah diri sendiri adalah dengan merubah persepsi kitaPerilaku kita tidak pernah jauh-jauh dari persepsi yang tertanam dalam otak kita.

( Steven R Covey )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Modul 1. Refleksi Perkembangan Kompetensi Awal Peserta PKG PJOK

    Refleksi Perkembangan Kompetensi Awal Peserta PKG PJOK Oleh: Abi Wihan   Pertanyaan Reflektif Menurut pengalaman Ibu/Bapak sejau...