Selasa, 07 Desember 2021

Kurikulum Prototipe

 


Kurikulum prototipe diberikan sebagai opsi tambahan bagi satuan pendidikan untuk  melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024.

Kebijakan kurikulum nasional  akan dikaji ulang pada 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.Kurikulum prototipe mendorong pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa, serta memberi ruang lebih luas pada pengembangan karakter dan kompetensi dasar.

Kurikulum prototipe melanjutkan arah pengembangan kurikulum sebelumnya:

  1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk mengembangkan murid secara holistik, mencakup kecakapan akademis dan non-akademis, kompetensi kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.B
  2. erbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau materi tertentu.K
  3. ontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum dirancang sesuai konteks (budaya, misi sekolah, lingkungan lokal) dan kebutuhan peserta didik.

Karakteristik Kurikulum


Kurikulum prototipe memiliki beberapa karakteristik utama yang mendukung pemulihan pembelajaran:

  1. Pengembangan soft skills dan karakter (akhlak mulia, gotong royong, kebinekaan, kemandirian, nalar kritis, kreativitas) mendapat porsi khusus melalui pembelajaran berbasis projek.
  2. Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
  3. Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan murid (teach at the right level) dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.

Strategi Pengembangan


  1. Fokus kepada pelatihan Sumber Daya Manusia.
  2. Meningkatkan kapasitas guru dan tenaga kependidikan dalam menerapkan kurikulum prototipe.
  3. Mempercepat peningkatan kapasitas guru dan tenaga kependidikan secara masif agar siap menerapkan kurikulum prototipe.
  4. Mengembangkan komunitas belajar. Komunitas belajar dapat terdiri dari guru, KS, PS dari Sekolah Penggerak atau Guru Penggerak. Komunitas belajar ini memfasilitasi berbagi praktik baik penerapan kurikulum prototipe.
  5. Adopsi kurikulum dapat dilakukan secara bertahap (learning journey).

Penerapan kurikulum prototipe

Penerapan kurikulum prototipe dilakukan melalui tahapan berdasarkan kapasitas dan penetapan target oleh satuan pendidikan.


  1. Tahap 1 Kompleksitas Sederhana (Mengikuti contoh yang telah disediakan/dilatihkana)
  2. Tahap 2 Kompleksitas Dasar (Melakukan modifikasi mengacu contoh yang disediakan/dilatihkan.)
  3. Tahap 3 Kompleksitas Sedang (Melakukan pengembangan sesuai konteks satuan pendidikan dengan pelibatan warga sekolah dan masyarakat secara terbatas.)
  4. Tahap 4 Kompleksitas Tinggi. (Melakukan pengembangan sesuai konteks satuan pendidikan dengan pelibatan warga sekolah secara luas.)

Modul 1. Refleksi Perkembangan Kompetensi Awal Peserta PKG PJOK

    Refleksi Perkembangan Kompetensi Awal Peserta PKG PJOK Oleh: Abi Wihan   Pertanyaan Reflektif Menurut pengalaman Ibu/Bapak sejau...