Oleh: Mariono,S.Pd.I
Nama : Mariono,S.Pd.I
Nopes : 201500981063
PDP : 113-Aslamiah
Fas : Niky Noberta
1. Peserta Didik
Peserta didik adalah siswa yang
merupakan satu komponen yang ada di sekolah untuk menerima pendidikan dari guru
melalui pendidikan formal.
Sedangkan menurut KH Dewantara pada dasarnya
peserta didik sama dengan konsep peserta
didik dalam Islam. Apabila ki hadjar dewantara menyebutkan bahwa manusia
memiliki sifat bawaan yang diperoleh sejak lahir, maka dalam islam menyebut hal
itu dengan sebutan fitrah. Kata fitrah berasal dari kata kerja (fi’il) fathara
yang berarti “menjadikan”. Secara etimologis fitrah berarti, kejadian, sifat
semula jadi, potensi dasar, kesucian. Potensi dasar tersebut adalah Cipta-Karsa-Karya-Pekerti
(Keseimbangan dan Keselarasan Hidup)
2. Pendidik
Pendidik adalah guru yang memberikan
atau mengajar siswa/si agar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam masing-masing
bidang pelajaran.
Pendidik menurut Ki Hadjar Dewantara
memiliki arti Tut wuri handayani
yaitu dari belakang seorang guru harus bisa memberikan dorongan dan arahan. Ing
madya mangun karsa pada saat diantara pesetra didik, guru harus menciptakan
prakarsa dan ide. Ing ngarsa sung tulada berarti ketika guru berada di depan,
seorang guru harus memberi teladan atau contoh dengan tindakan yang baik.
Selain itu pendidik juga harus membimbing peserta didik dengan kasih sayang,
sehingga peserta didik dapat leluasa dan bebas mengembangkan potensi yang ada
dalam diri.
3. Tujuan Belajar
Tujuan belajar adalah untuk memperoleh
ilmu pengetahuan melalui guru yang memberikan pelajaran di sekolah.
Tujun belajar Ki Hadjar Dewantara adalah
untuk membentuk manusia yang mampu berkembang secara utuh dan selaras dari
segala aspek kemanusiaan dan mampu menghargai kemanusiaan setiap orang
sehingga, peserta didik dapat berlaku mandiri dan dewasa dalam menjalankan
kehidupan dimasyarakat.
4. Azas Belajar
Dasar belajar atau azas belajar adalah mampu
membaca dan menulis, berprestasi serta bertambah ilmu pengetahuan sesuai dengan
kurikulum
Dasar belajar atau asas yang digagas
oleh Ki Hajar Dewantara dalam perguruan taman siswa adalah panca dharma yaitu,
asas kemerdekaan, asas kodrat alam, asas kebudayaan, asas kebangsaan, dan asas
kemanusiaan. Asas belajar Ki Hadjar Dewantara merupakan bentuk perlawanan pada
masa penjajahan. Asas tersebut dibentuk dengan tujuan agar manusia indonesia
pada masa itu memiliki keberanian untuk membebaskan diri dari penjajahan.
.
5. Metode Belajar
Metode
belajar adalah teknik yang digunakan guru untuk menyajikan materi pelajaran
kepada peserta didik di sekolah.
Metode belajar yang digunakan oleh Ki
Hadjar Dewantara adalah metode among. Metode
tersebut menempatkan peserta
didik sebagai sentral
dalam proses belajar.
Among memilki makna menjaga kelangsungan hidup batin peserta didik dengan
mendampingi dan mengarahkan. Bukan hanya membiarkan perkembangan batin peserta
didik namun juga agar menjaga agar keadaan batin peserta didik tetap dalam
keadaan baik.
6. Tingkatan Belajar
Belajar menurut Ki Hadjar Dewantara
adalah mementingkan aspek perkembangan usia. Hal tersebut dikarenakan
pengembangan peserta didik harus disesuaikan dengan tingkat kebutuhan. Kebutuhan tiap tingkatan
perkembangan manusia berbeda antara satu dengan yang lainya. Hal tersebut yang
menyebabkan perhatian terhadap perkembangan usia peserta didik penting untuk
diperhatikan. Walaupun sama-sama
mementingkan perkembangan usia peserta didik, namun keduanya berbeda tujuan.
7. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar yang difahami oleh
sebagian guru dan masyarakat sekitar sekolah bahwa sekolah adalah lingkungan
belajar yang utama
Lingkungan belajar yang dikembangkan oleh Ki Hadjar Dewantara ada tiga yaitu lingkungan belajar keluarga, sekolah, dan masyarakat. Lingkungan belajar Ki Hadjar Dewantara biasa disebut dengan lembaga formal, non formal, dan informal. Lembaga informal yaitu keluarga berperan sebagai peletak dasar pengetahuan peserta didik. Lembaga formal yaitu sekolah berperan memberikan pengetahuan dan deskripsi mengenai sains dan pengetahuan lain yang belum didapatkan dalam keluarga. Lembaga non formal yaitu masyarakat berperan sebagai kontrol sosial yaitu sebagai penghalang perbuatan menyimpang peserta didik sesuai dengan adat dan norma yang ada.( setiap kita adalah guru dan setiap rumah adalah sekolah)
Setelah mempelajari tentang konsep pendidikan KH Dewantara, sebagai seorang guru saya harus bisa memahami tentang potensi dasar yang dimiliki oleh siswa, dan tugas kita sebagai seorang guru bukanlah untuk menggurui segala potensi dasar yang dimilki oleh setiap peserta didik, dan kita juga harus bisa memahami bahwa peserta didik memiliki potensi dasar yang berbeda-beda untuk itu kita harus bisa menuntunnya dengan cara yang berbeda pula sesuai dengan potensi yang dimilki oleh peserta didik.
Saya ibaratkan siswa adalah anggota tubuh kita, tangan, kaki, mata, telinga dan lain-lain. masing-masing anggota tubuh kita memiliki potensi dasar yang berbeda-beda dan dengan cara yang berbeda pula kita memperlakukannya sesuai dengan potensi yang dimilki oleh organ tubuh kita, dalam hal ini tidak mungkin mata kita gunakan untuk berbicara, hidung kita gunakan untuk berjalan dan dengan cara yang berbeda pula kita memperlakukannya, merawat rambut tentu tidak dengan ketika kita merawat gigi kita.
Konsep dasar pendidikan KH Dewantara inilah yang telah merubah cara berfikir saya selama ini tentang siswa dan konsep inilah yang akan saya kembangkan dan terapkan di sekolah yaitu menuntun potensi dasar yang dimilki oleh siswa denga cara yang sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik.
Terimakasih
Semoga
menjadi motivasi dan inspirasi
Langkat,
28 Oktober 2020